Nonton Shigatsu wa Kimi no Uso Bahasa Indonesia [Alur Cerita]
Cari anime yang sedih bikin nangis? Wajib nonton anime Shigatsu wa Kimi no Uso Bahasa Indonesia. Sebuah anime musik yang bisa bikin kamu baper berhari hari.
Mungkin bagi yang gak suka cerita yang berbelit belit sangat direkomendasikan untuk menonton Shigatsu wa Kimi no Uso Live Action.
Karena pada J-Drama atau live action tersebut merupakan rangkuman cerita dari animenya, meskipun ada yang berubah tapi intinya tetap sama kok.
Sinopsis Shigatsu wa Kimi no Uso atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kebohonganmu dibulan April – Menceritakan tentang seorang anak kecil yang sangat mahir atau udah pro dalam bermain Piano. Saking hebatnya diumur yang masih kecil ia sudah memenangkan lomba piano bergengsi Di Negara Eropa (kalau gak salah sih).
Karena saking hebatnya ia pun mendapatkan julukan sebagai Si Tensai atau Si Jenius, oh iya.. anak ini bernama Arima Kosei.
Namun dikarenakan satu dan berbagai macam alasan, Arima Kosei tidak bermain piano lagi… loh kenapa? hmmm…
Cerita dimulai ketika Arima Kosei duduk dibangku SMP, ya itu tadi Arima sudah tidak bermain piano lagi.
Ternyata tujuan Arima Kosei ‘Mau’ bermain dan belajar Piano ya karna untuk membuat ibunya sembuh dari penyakit dan membuat Ibunya bahagia, oh iya Ibunya Arima Kosei ini adalah seorang pianis yang sekiranya sangat hebat dan terkenal pada masanya.
Arima Kosei dididik keras oleh Ibunya sendiri, bahkan sampai menampar dan memukulnya hingga berdarah ketika salah menekan not piano. Hingga pada suatu hari, Arima berhasil memenangkan kontes piano bergengsi Di Eropa.
Tentu dong Arima Kosei sangatlah senang karena bisa menang, dalam pikirnya dengan kemenangan yang ia dapatkan mampu membuat Ibunya bahagia, namun ternyata tidak.
Ibunya bukanya senang justru malah menampar Arima Kosei yang dulu usianya masih kecil, Arima kena marah dikarenakan salah menekan not piano saat bermain atau pada saat kontes, ya meskipun pada akhirnya menang tapi malah kena marah oleh Ibunya sendiri.
Saking gak kuatnya didik keras dan kena marah, Arima Kosei berkata kepada Ibunya, intinya sih “Aku sudah berusaha, aku sudah lelah, lebih baik kau mati saja”.
Ya mungkin karena usaha kerasnya tidak dihargai oleh Ibunya sendiri jadinya dia bilang kek gitu, dan.. beberapa hari kemudian Ibunya meninggal dunia.
Nah karena merasa trauma dan mungkin juga tujuan dalam bermain Pianonya hilang membuat ia tidak bermain piano lagi. (karna pada dasarnya Arima bermain piano untuk kesembuhan dan membuat Ibunya bahagia) tapi dikarenakan Ibunya udah meninggal otomatis tidak punya alasan untuk bermain pianonya lagi kan?
Sekaligus dengan meninggalnya Ibunya, tiba tiba Arima juga tidak bisa mendengarkan suara piano lagi. Oke mungkin itu gambaran mengenai masalalu dan mengapa Arima tidak bermain piano lagi, oke kita lanjutan alur ceritanya.
Disini Arima memiliki dua teman atau sahabat yang bernama Ryouta Watari dan juga Tsubaki Sawabe, intinya mereka bertiga adalah teman yang sangat dekat bahkan udah seperti sebuah keluarga.
Ada salah satu teman Tsubaki Sawabe yang ‘Katanya’ suka dengan Ryouta Watari, intinya si cewek yang suka ini meminta Tsubaki untuk di comlangin atau gampangnya sih meminta bantuan agar supaya cewek ini dekat dengan Ryouta Watari.
Nah Tsubaki juga mengajak Arima dalam pertemuan ini, dengan alasan supaya nanti gak ngenganggui mereka pas ketemu, Tsubaki juga bilang ke Arima bahwa cewek ini juga suka memainkan musik klasik, ya mungkin kalau ada Arima obrolan mereka biar nyambung dan gak canggung lah intinya.
Keesokan harinya Arima datang ketempat yang telah disepakati, disini Arima justru datang paling awal dimana orang – orang yang membuat janji malah belum datang.
Karena bosan menunggu Arima pun jalan jalan, hingga akhirnya melihat seorang wanita cantik yang sedang bermain Piano dengan anak anak, wanita itu bernama Miyazono Kaori.
Kesan pertama saat bertemu mungkin kurang bagus, karena pada saat Arima ingin mempotret wanita itu, tiba tiba angin kencang menghempas tepat diroknya si Miyazono Kaori ini, otomatis keliatan dong pantsu atau celana dalamnya.
Dengan cepat Miyazono Kaori menghampiri Arima Kosei dan memukul habis – habisan. Beberapa saat kemudian datanglah sahabat Arima yang bernama Ryouta Watari dan Tsubaki.
Ternyata, cewek atau wanita yang ingin berkenalan dengan Ryouta Watari adalah Miyazono Kaori, yep wanita yang telah memukul habis – habisan di Arima Kosei.
Bla bla bla bla bla… tepat hari itu juga Miyazono Kaori harus pergi ke tempat kontes musik, ternyata ia adalah seorang Violin atau seorang pemain Biola, ia juga mengajak Arima dan teman temanya untuk ikut melihat kontesnya.
Namun Arima menolak karena masih trauma dengan sebuah hal yang berbau dengan musik, namun secara tiba tiba tanganya Arima dipegang oleh Miyazono Kaori dan mengajak Arima untuk melihat permainan Miyazono Kaori…
Loh ada apa ini? Bukanya Miyazono Kaori suka dengan temanya Arima yang bernama Ryouta Watari? Kalem slur…
Dan.. pada akhirnya Arima ikut melihat kontes biola Miyazono Kaori, sesampai disana Arima menjadi bahan pembicaraan orang orang, ya karena sudah lama menghilang didunia permusikan kok malah tiba tiba muncul nonton kontes biola dalam skala kecil, gitu sih keknya.
Kontes pun dimulai, dan disini bisa dilihat bahwa permainan biola yang dibawakan oleh kontestan lain sangat membosankan (ya namanya kompetisi juga sih, harus sesuai dengan partitur atau sesuai dengan nada yang ditetapkan).
Tapi nih tapi, kontestan yang bernama Miyazono Kaori memainkan permainan biola, yang tidak sesuai dengan partitur yang ditetapkan, ia bermain dengan partitur atau nada yang ia buat sendiri supaya biar tidak terkesan monoton, tegang dan supaya didengar enak.
Meskipun hal ini akan membuat dirinya didiskualifikasi karena tidak mengikuti peraturan yang berlaku, dan benar saja, para juri langsung mencoret nama Miyazono Kaori dalam peserta kontestan, namun respond dari penonton berkata lain.
Pasalnya penonton justru malah memberikan apresiasi berupa tepukan tangan yang sangat meriah, bahkan ketika Miyazono Kaori keluar dari panggung, ia langsung disambut oleh dua anak kecil yang memberikan bunga kepadanya.
Hal ini membuktikan bahwa permainan Miyazono Kaori tuh berhasil, berhasilnya dalam membuat para penonton terhibur dengan permainya, namun ya tetap saja tidak akan lulus kompetisi.
Saya yakin kalau kalian udah bosen ngebahas tentang kompetisi musik (bagi yang gak suka musik sih), oke kita ganti ke sedikit kisah romansa biar gak bosen yah.
Setelah kontes selesai, disini Miyazono Kaori justru malah sering mengajak Arima Kosei untuk jalan bareng alias kencan daripada mengajak pacarnya sendiri yakni Ryouta Wattari (loh ada apa ini? NTR is real?).
Alasanya ya karena Ryouta Wattari selalu sibuk kencan dengan gadis lain dan juga sibuk dengan kegiatan sekolah, membuat Ryouta Wattari sangat sulit sekali bertemu dengan Miyazono Kaori atau pacarnya sendiri, tapi itu gak penting seh.
Nah pada saat kencan ini, Arima dibawa ke toko roti atau kue gitu lah, kebetulan disana ada dua anak yang sedang bermain Piano, dan singkat cerita Miyazono Kaori memaksa Arima untuk memainkan piano tersebut.
Ya tau sendiri lah sifatnya Kaori tuh kek gimana, jadinya ya dengan amat sangat terpaksa Arima pun memainkanya.. satu dua menit awal tidak masalah, tapi semakin dalam, semakin serius, semakin menikmati dalam bermain Piano, lama kelamaan Arima tidak bisa mendengarkan suara Piano.
suara Pianonya lagi? dan hal itu kejadian disini. Arima meminta maaf dan langsung pergi dari tempat itu (karena takut dan gak kuat mungkin yah).
Dengan cepat Miyazono Kaori mengejar Arima Kosei dan bertanya..
“Kau tidak ingin bermain piano lagi?”
Ternyata disini Miyazono Karoi mengetahui seluk beluk kehidupan Arima dimasa lalu, dimana ia adalah seorang Pianis hebat yang pernah memenangkan kompetisi piano bergensi diluar negeri.
Arima pun memberikan jawaban bahwa ia tidak bisa mendengarkan suara piano lagi.
Disini dengan langsung Miyazono Kaori langsung memberikan motivasi kepada Arima, nah kebetulan saya suka sekali nih dengan Quotesnya, gini nih..
“Jika tanganmu tidak bisa bergerak, bermainlah dengan kakimu.”
“Jika jarimu tidak cukup, gunakanlah hidungmu.”
“Meskipun kau sedih, meskipun kau gagal, atau jika kau direndahkan, kau harus tetap bermain!”
Ya intinya dari kata kata itu tuh mengajarkan kepada kita untuk tidak gampang menyerah, kalau bahasa jawanya sih “Gek ndang mario, gek ndang bangkito, cepatlah sembuh, dan cepatlah bangkit”.
Karena disirami dengan kata kata mutiara Miyazono Kaori, Arima pun langsung mendapatkan sedikit pencerahan, dan kencan pun berakhir sampai disini (maksudnya karena hari itu udah malem).
Oke kita lanjut ke dunia permusikan ya (karena romancenya ya cuman sedikit). Singkat cerita karena kompetisi tempo lalu membuat Miyazono Kaori harus tampil kembali ATAS permintaan penonton, bukan karena lulus dari kompetisi.
Karena permainan biolanya yang menyalahi aturan, membuat pengiring pianonya berhenti. Hal ini membuat Miyazono Kaori harus mencari pengiring piano yang baru, tanpa basi basi ia langsung menunjuk dan meminta mohon Arima untuk menjadi pengiringnya.
Meski mendengar penyataan tersebut dari Arima, tidak membuat Kaori mengurungkan niatnya. Tanpa ada latihan mereka pun langsung berangkat menuju ke tempat kompetisi.
Sebelum kompetisi dimulai, Arima terlhiat sangatlah gugup, namun lagi lagi Miyazono Karoi memenangkan Arima dengan sedikit siraman rohani. Pada akhirnya mereka pun mulai bermain….
Pada awal permainan sih semua berjalan dengan baik, tapi lama kelamaan permainan Arima mulai berantakan (ya karena Arima sendiri juga sudah bilang bahwa ia tidak bisa mendengarkan suara piano).
Arima memutuskan untuk berhenti bermain piano ditengah perjalanan, karena takut justru malah semakin menghancurkan penampilan Miyazono Kaori.
Ketika Arima berhenti, tak lama kemudian Kaori juga berhenti dan berkata kepada Arima..
“Again.. (lagi)” atau gampangnya “mulai dari awal lagi”.
Arima bingung, kenapa ia mau main lagi? padahal kalau sudah berhenti ditengah permainan tuh sudah dinyatakan kalah atau gagal dalam kompetisi, tapi Miyazono Kaori tak memperdulikan hal itu.
Singkat cerita mereka berdua pun mulai bermain kembali, meskipun awalnya masih sama berantakan, tapi lama kelamaan permainan Arima mulai membaik, bahkan bisa dikatakan Arima lah yang menjadi bintang utama dalam kontes biola ini, padahal Arima sendiri hanyalah seorang pengiring biola, iso isone..
Berkat penampilan yang diberikan oleh kedua umat manusia tersebut membuat penonton lagi lagi terhibur, meskipun pada awal permainan kacau sih, ya tetapi intinya mereka berhasil, berhasil menghibur penonton maksudnya.
Disaat penonton memberikan tepuk tangan yang meriah, tiba tiba Miyazono Kaori pingsan dan tergeletak dipanggung (loh ada apaan nih?) dengan cepat ia pun dibawa ke rumah sakit.
Katanya sih Miyazono Kaori cuman kelelahan aja, dan datang kerumah sakit untuk melakukan checkup rutin KATANYA loh ya.
Beberapa hari kemudian Kaori pun keluar dari rumah sakit, bukanya menemui pacarnya sendiri, justru ia malah menemui Arima Kosei. Ya inti dari pertemuanya sih tak jauh jauh dari dunia permusikan.
Yakni Miyazono Kaori menuyuruh atau bisa juga dibilang MEMAKSA arima untuk ikut serta dalam kompetisi piano, meskipun dalam skala kecil, Kaori pun juga memilihkan Partitur yang akan dimainkan Arima untuk kompetisi besok, yakni Chopin Etude Op.25 No.5.
Tak hanya menyuruh dan tak bertanggung jawab, karena sebisa mungkin atau bahkan sangat sering Miyazono Kaori menemani Arima Kosei pada saat latihan piano, sungguh romantis sekali yah, apa apa ditemenin, dikala susah, senang sedih, bahagia, apaan sih bngst!
Hari kompetisi pun tiba, nah disini sebenarnya ada teman lama atau bisa dibilang saingan atau rivalnya si Arima ini, cuman karena gak terlalu penting dalam alur ceritanya saya skip aja lah yah.. buat informasi aja rivalnya si Arima ini bernama Aiza Takeshi dan Emi Igawa.
Sebelum permainan Arima Kosei dimulai, Miyazono Kaori meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi, bukan untuk buang air kecil maupun buang air besar, Kaori pergi ke kamar mandi ternyata untuk meminum obat yang harus dikonsumsi secara rutin.
Dan hal yang mengejutkanya adalah, banyak sekali obat yang harus dikonsumsi, sampai – sampai orang yang disampingnya bilang “Obatnya banyak sekali.” Wadidaw, ada apakah ini? Hmm.. nanti kita bahas.
Permainan piano Arima pun dimulai, sama seperti sebelumnya, dari awal permainan mungkin Arima mampu bermain layaknya dirinya dimasalalu, dimana mampu memainkan sebuah partitur dengan tepat, akurat, itinya mantap.
Namun lama kelamaan permainanya kacau karena teringat trauma dimasalalu, hingga pada akhirnya Arima pun memutuskan untuk berhenti memainkan pianonya ditengah permainan (ya karena tidak ingin memperburuk lagi sih kayaknya).
Tapi nih tapi, tiba tiba Arima memulai memainkan piano lagi, karena ketika ia ingin menyerah selalu ada bayang bayang Miyazono Kaori yang tidak membiarkan Arima untuk menyerah..
“Again.. (lagi).” Sama seperti pada saat kompetisi sebelumnya, dan Arima pun memainkanya kembali pianonya, meskipun ia juga sudah tau bakal didiskualifikasi karena telah berhenti ditengah permainan.
Disini gaya permainan pianonya pun ikut berubah, yang sebelumnya mungkin agak tengang, kali ini suara yang dihasilkan jauh lebih lebut dan hangat, layaknya perasaan Arima kepada Miyazono Kaori.
Ternyata pada saat memainkan Piano, yang ada dibayangan Arima hanyalah Kaori saja, mengingat momen – momen mereka bersama, susah, sedih, senang dan bahagia bersama.
Hal itulah yang membuat suara yang dihasilkan menjadi hangat, tambahan informasi aja nih, dalam anime ini jika pemain pianonya memiliki mood yang buruk maka suara yang dihasilkan pun juga akan mengikuti moodnya.
Begitu juga sebaliknya, kalau moodnya baik, apalagi ketika sedang jatuh cinta, maka suara yang dihasilkan juga akan hangat dan lembut, layaknya kasih sayang kepada seseorang, asekk.
Disini hal yang membuat saya (katakanlah) tersentuh itu pas bagian Arima melihat bayangan ibunya, yang dimana dalam pikiran Arima tuh ibunya digambarkan dengan karakter kejam, gelap, tak berperasaan, dan tiba tiba tersenyum ketika melihat Arima kembali bermain piano dan mengikuti kompetisi itu tadi.
Itu tuh kek ada emosional value, atau apalah itu, epic lah, kalau masalah cinta cintaan mah bodo amat.
Tak lama setelah kompetisi Arima selesai, datanglah seorang Hiroko-san, sedikit gambaran, ia juga merupakan pemain piano terkenal dan sekaligus teman kalau gak sepupu dari ibunya si Arima Kosei.
Hiroko-san menemui Arima karena senang mengetahui bahwa ia sudah mulai bermain piano kembali. Disini meskipun Arima tidak menang atau masuk kedalam posisi 10 besar, akan tetapi ia tetap senang karena bisa bermain piano lagi, oke lanjut.
Dan.. lagi lagi, Miyazono Kaori mendapatkan undangan untuk bermain piano pada kompetisi musik Towa, tentu dong ia menunjuk Arima untuk menjadi pengiringnya lagi, kali ini tanpa basi basi Arima langsung menerima ajakan itu, cieee.
Kali ini Miyazono Kaori memilih lagu atau partitur atau apalah yang berjudul Kreisler, Kesedihan Cinta, lagu ini merupakan sebuah lagu (ya iyalah) intinya dulunya tuh sering sekali dimainkan oleh Ibunya Arima, sebenarnya Miyazono Kaori sengaja memilih lagu ini.
Disini kedekatan mereka mulai mengerat kembali, kisah romansa anak sekolah yang dimana penuh canda dan tawa, dan keromantisan, asek, bahkan disini Arima sudah bertemu dengan orang tuanya si Miyazono Kaori.
Terlihat bahwa kedua orang tua Miyazono Kaori sangat menerima dengan baik si Arima ini, apakah mereka dimasa depan akan menikah? Hmm kita lihat saja.
Hari kompetisi pun dimulai, namun tiba – tiba tiada angin tiada hujan Miyazono Kaori tidak bisa menghadiri kompetisi itu (lah trus kemana dia?) ya dimana lagi kalau bukan dirumah sakit.
Para panitia dan juri pun emosi dan mengancam akan menghilangkan penampilan Miyazono Kaori karena ia tak kunjung datang (saya rasa wajar sih) namun karena Arima tidak terima, Akhirnya ia memutuskan untuk bermain piano sendiri Tanpa seorang violin (padahal sebenarnya pemeran utama atau main karakternya tuh harusnya biolanya bukan piano).
Seperti biasa permainan Arima pada awal berjalan dengan mulus, namun lama kelamaan permainanya amburadul, hingga titik dimana ia ingat pada mendiang Ibunya, yang dimana ketika Arima ingin tidur selalu mendengar lagu ini, bahkan Arima juga sudah menganggap bahwa lagu ini merupakan lagu selamat tidur, atau kalau dikita tuh Nina Bobo, padahal nama lu bukan Nina haha.
Setelah mengingat hal itu permainan piano dan suara yang dihasilkan jauh lebih hangat dan penuh dengan perasaan, kalau orang orang disana sih katanya nadanya bercahaya atau “Kirameki”.
Ketika memainkan lagu ini juga membuat Arima sadar BAHWA, selama ini tuh ibunya tidaklah jahat, namun karena ketakutan dan bayangan yang dibuat Arima sendiri membuat Ibunya terlihat begitu kejam, dan tak berperasaan, intinya semacam berhalusinasi gituh, tapi semua itu sudah hilang kok, Arima sudah menganggap Ibunya baik layaknya ibu pada umumnya.
Setelah kompetisi itu selesai, Arima mencoba melihat pada bangku penonton. Disini ia sedang mencari bayangan ibunya (sama seperti pada saat kompetisi sebelumnya yang dimana ia bisa melihat bayangan ibunya tersenyum) namun sangat disayangkan pada kali ini Arima benar benar tidak bisa melihat bayangan ibunya.
Dimana lagu yang dimainkan oleh Arima atau yang berjudul Kreisler, Kesedihan Cinta merupakan sebuah salam perpisahan selamanya untuk Ibunya yang telah lama meninggal, hal ini juga mampu membuat Arima bisa mendengar Piano lagi, meskipun terkadang juga ada masalah sih.
Hari pun berganti, dan mendengar kabar dari Tsubaki atau teman masa kecilnya Arima bahwa Miyazono Kaori berada dirumah sakit, dengan sangat amat cepat Arima langsung pergi menuju ke rumah sakit.
Sesampai disana ia sangat kaget, tentu dong, hal ini mengingatkan kepada mendiang ibunya, mengingat ibunya juga memiliki penyakit 11/12 dengan Kaori, intinya penyakit mematikan lah.
Disini juga diperlihatkan bahwa Miyazono Kaori harus melakukan perawatan khusus yah, wadidaw ceritanya jadi lebih berat nih.
Bahkan ketika Arima menjenguk Miyazono Kaori pada malam hari, Kaori pun berkata.
“Aku sedang berada dalam kondisi yang buruk”
“Aku membuatmu mengingat hal yang tidak ingin kau ingat”
“Mungkin sebaiknya kita jangan bertemu, ya?” – mungkin maksudnya sebaiknya dulu kita tidak usah bertemu saja.
Dengan lontaran kata kata dari Miyazono Kaori tentunya membuat Arima semakin ingat dengan penyakit yang dialami oleh Ibunya dulu, yang dimana penyakit itu tuh semakin parah dan tidak bisa disembuhkan.
Arima takut Miyazono Kaori mengalami hal yang serupa dengan ibunya dulu. Tapi hari demi hari, Arima mulai berfikir positif yang dimana Ia atau Miyazono Kaori tidak sama dengan mendiang Ibunya dulu, Arima yakin bahwa Kaori bisa sembuh kembali seperti sedia kala.
Bahkan disini Arima ingin bermain bersama Miyazono Kaori lagi, bermain biola maksudnya. (oh iya disini Arima sebenarnya memiliki peserta didik atau murid ya, cuman saya skip aja, karna keknya kepanjangan deh ini nanti, dan juga gak terlalu berpengaruh bagi jalan cerita kok).
Disini Arima juga akan mengikuti sebuah kompetisi piano begengsi dijepan, intinya mereka sama sama berjuang ya, Arima berjuang untuk latihan buat kompetisi piano, sementara Miyazono Kaori berjuang untuk sembuh dari penyakit dan agar dapat bermain dengan Arima kembali, sebenarnya sosweet banget sih, berjuang bersama gitu, gak sendirian bangsat.
Arima pun juga tahu bahwa untuk sembuh dari penyakit dibutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan Arima terkadang menemati Miyazono Kaori pada masa rehabilitasi (intinya sih sosweet).
Ya mau gimana lagi dong, kalau ada orang yang kita cintai, bukan cinta deh, orang yang kita suka aja kena musibah tuh pasti hati juga bakal drop, apalagi orang yang kita sayangi? Hal ini juga membuat Arima mengingat mendiang ibunya yang meninggal akibat terkena penyakit yang mematikan sama seperti Miyazono Kaori.
Namun berkat bantuan Hiroko-san, Arima berhasil dibawa menuju ke tempat kompetisi berada, meskipun begitu Hiroko-san tidak tau apakah Arima akan bermain atau tidak, karena mentalnya saat ini sangatlah down.
Tapi karena sudah berjanji kepada Miyazono Kaori bahwa Arima akan bermain lagi bersamanya membuat dirinya terpaksa harus bermain meskipun hati sendang dalam keadaan ambyar.
Disaat yang sama ketika Arima bermain piano, Miyazono Kaori pada saat itu juga sedang melakukan operasi, karena kondisinya yang semakin hari tuh semakin parah.
Arima berjuang bermain piano untuk kompetisi.
Miyazono berjuang dalam melawan penyakitnya.
Intinya keduanya sama sama berjuang lah yah, seperti biasa ketika Arima bermain piano pasti menggunakan sebuah imeji atau imajinasi, yang dimana pada imajinasi tersebut membayangkan seseorang yang telah membantunya selama ini.
Seperti Tsubaki, Aiza, Igawa, Hiroko-san, Watari dan yang paling sering adalah Miyazono Kaori.
Saking sering ngebayangin si Doi, eh tiba tiba pada saat Arima memainkan piano seolah olah raga dari Miyazono Kaori juga ikut serta bermain biola, intinya sih seolah olah mereka berdua sedang beduel eh berduo (Arima bermain Piano dan Miyazono Kaori bermain Biola).
Awalnya sih Arima merasa ada sesuatu hal yang gak beres, karena kalau ngebayangin ya pasti momen – momen yang pernah dilakukan, tapi kok kali ini bisa ikut bermain Biola? padahal kejadian ini belum pernah terjadi.
Namun karena ingin menikmatinya, Arima pun membiarkan segala pikiran negatif yang ada, hingga pada saat akhir permainan piano atau musik, dimana suasana menjadi gelap atau menjelang malam, tiba – tiba Raga Miyazono Kaori perlahan lahan mulai menghilang dari bayang – bayangnya si Arima.
Meskipun hanyalah sebuah imajinasi, tapi melihat hal ini membuat Arima panik, bahkan ia sampai berkata.
“Tunggu, jangan pergi”
“Suruh aku membeli canele lagi” – Canele tuh semacam kek kue gitu bagi yang belum tahu.
“Panggil aku untuk mengisi waktumu lagi!”
“Tak masalah jika aku hanyalah Teman A” – kata kata ini sih yang bikin nyeksek wkwk.
“Jangan pergi”
Melihat dari kejadian ini sebenarnya Arima sadar bahwa Miyazono Kaori BENAR BENAR akan meninggalkan Arima, bahkan meninggalkan dunia. Masih ingat kan Miyazono Kaori saat ini sedang dalam ruang operasi?
Dan sangat amat disayangkan, operasi tersebut GAGAL, menyebabkan Miyazono Kaori meninggal dunia. Ya sebenarnya bukanya gagal sih, cuman dari awal kesempatan untuk sembuhnya tuh sangatlah kecil sekali.
Pada akhir permainan piano pun Arima menangis, lalu apakah Kaori benar – benar meninggal? Kan ini anime komedi? Well, Miyazono Kaori benar benar meninggal kok, bukan hanya sekedar prank dibulan april, meskipun prank juga gak lucu juga sih.
Hal ini diperkuat ketika kedua orang tuanya memberikan surat kepada Arima pada saat dimakam, surat ini tak lain dan tak bukan ya dari Miyazono Kaori, dalam surat tersebut Kaori menjelaskan semua kejadian yang dialaminya, isi suratnya tuh ngejelasin bahwa.
Ia melihat permainan pianonya Arima pada saat masih kecil, dari situ ia memiliki keinginan untuk belajar bermain Biola, supaya agar dapat (wuah gimana tuh) intinya sih biar bisa bermain duo dengan Arima, si Arima jadi pemain piano dan Kaori sebagai pemain biola.
Ia juga menjelaskan bahwa Kaori sangatlah senang ketika mengetahui bahwa Arima dan dirinya satu sekolahan, namun ya belum berani ndeketin. Waktu masih kecil Kaori menjalani sebuah operasi, dan tidak sengaja ia melihat kedua orang tuanya menangis.
Dari sini Kaori tahu bahwa umurnya sudah tidak panjang lagi, mulai saat itulah kebrutalan Kaori dimulai, dimana ia berani mengikuti sebuah kompetisi dan mengubah partiturnya, dan sangat agresif dalam sebuah hubungan romansa, seperti ketika ia meminta dikenalkan dengan temanya Arima yang bernama Ryouta Wattari.
Tapi nih tapi, dalam surat tersebut dijelaskan bahwa.
“Miyazono Kaori menyukai Watari Ryouta, itulah kebohongan yang aku lakukan”.
Jadi selama ini Miyazono Kaori tuh gak cinta sama Ryouta Watari, kebohongan itu dilakukan gak lain gak bukan ya supaya bisa deket sama Arima, karena Kaori tuh udah tau kalau Tsubaki juga suka sama Arima, intinya gak pengen ngerusak hubungan mereka (meskipun pada dasarnya Tsubaki dan Arima tuh cuman sebatas temen sih).
Disini ada sebuah line yang membuat saya berada dititik puncak sih, maksudnya bikin nangis, dimana pada saat Kaori bertanya kepada Arima, gini nih.
“Apakah aku bisa hidup didalam hatimu?”
“Apakah kau akan meningatku meski hanya sedikit?”
“Jangan tekan tombol reset ya!”
“Jangan lupakan aku ya?”
“Janji Ya?”
“Aku bersyukur karena orang itu adalah kau”
“Arima Kosei, Aku Mencintaimu”
Dibarengi dengan backsound Kirameki – Acoustic version seketika mendengar kata kata itu membuat saya meneteskan air mata, memang terdengar alay sih, cuman saya beneran nangis cuy, buat yang gak nangis ya gak usah dipaksain buat nangis, karena emosi seseorang tuh beda beda.
Dan cerita pun berakhir ketika Arima selesai membaca semua isi surat dari Kaori, intinya dalam surat tersebut menjelaskan kisah tentang Kaori, pernyataan cinta, dan pemintaan maaf karena telah bersikap kasar kepada Arima.
Cuman bagi yang gak suka dengan genre musik yang berlebihan bisa kok nonton Live Actionya, pada film tersebut ceritanya sudah dipress dan inti ceritanya juga dapet.
Oke mungkin itu saja pembahasan mengenai Nonton Shigatsu wa Kimi no Uso Bahasa Indonesia versi Alur Cerita, sampai bertemu dikesempatan selanjutnya, stay kerad and keep kalem, akhir kata sampai jumpa.
Karena pada J-Drama atau live action tersebut merupakan rangkuman cerita dari animenya, meskipun ada yang berubah tapi intinya tetap sama kok.
Sinopsis Shigatsu wa Kimi no Uso atau dalam Bahasa Indonesia adalah Kebohonganmu dibulan April – Menceritakan tentang seorang anak kecil yang sangat mahir atau udah pro dalam bermain Piano. Saking hebatnya diumur yang masih kecil ia sudah memenangkan lomba piano bergengsi Di Negara Eropa (kalau gak salah sih).
Karena saking hebatnya ia pun mendapatkan julukan sebagai Si Tensai atau Si Jenius, oh iya.. anak ini bernama Arima Kosei.
Namun dikarenakan satu dan berbagai macam alasan, Arima Kosei tidak bermain piano lagi… loh kenapa? hmmm…
Cerita dimulai ketika Arima Kosei duduk dibangku SMP, ya itu tadi Arima sudah tidak bermain piano lagi.
Arima Kosei dididik keras oleh Ibunya sendiri, bahkan sampai menampar dan memukulnya hingga berdarah ketika salah menekan not piano. Hingga pada suatu hari, Arima berhasil memenangkan kontes piano bergengsi Di Eropa.
Tentu dong Arima Kosei sangatlah senang karena bisa menang, dalam pikirnya dengan kemenangan yang ia dapatkan mampu membuat Ibunya bahagia, namun ternyata tidak.
Ibunya bukanya senang justru malah menampar Arima Kosei yang dulu usianya masih kecil, Arima kena marah dikarenakan salah menekan not piano saat bermain atau pada saat kontes, ya meskipun pada akhirnya menang tapi malah kena marah oleh Ibunya sendiri.
Saking gak kuatnya didik keras dan kena marah, Arima Kosei berkata kepada Ibunya, intinya sih “Aku sudah berusaha, aku sudah lelah, lebih baik kau mati saja”.
Ya mungkin karena usaha kerasnya tidak dihargai oleh Ibunya sendiri jadinya dia bilang kek gitu, dan.. beberapa hari kemudian Ibunya meninggal dunia.
Nah karena merasa trauma dan mungkin juga tujuan dalam bermain Pianonya hilang membuat ia tidak bermain piano lagi. (karna pada dasarnya Arima bermain piano untuk kesembuhan dan membuat Ibunya bahagia) tapi dikarenakan Ibunya udah meninggal otomatis tidak punya alasan untuk bermain pianonya lagi kan?
Sekaligus dengan meninggalnya Ibunya, tiba tiba Arima juga tidak bisa mendengarkan suara piano lagi. Oke mungkin itu gambaran mengenai masalalu dan mengapa Arima tidak bermain piano lagi, oke kita lanjutan alur ceritanya.
Disini Arima memiliki dua teman atau sahabat yang bernama Ryouta Watari dan juga Tsubaki Sawabe, intinya mereka bertiga adalah teman yang sangat dekat bahkan udah seperti sebuah keluarga.
Ada salah satu teman Tsubaki Sawabe yang ‘Katanya’ suka dengan Ryouta Watari, intinya si cewek yang suka ini meminta Tsubaki untuk di comlangin atau gampangnya sih meminta bantuan agar supaya cewek ini dekat dengan Ryouta Watari.
Nah Tsubaki juga mengajak Arima dalam pertemuan ini, dengan alasan supaya nanti gak ngenganggui mereka pas ketemu, Tsubaki juga bilang ke Arima bahwa cewek ini juga suka memainkan musik klasik, ya mungkin kalau ada Arima obrolan mereka biar nyambung dan gak canggung lah intinya.
Keesokan harinya Arima datang ketempat yang telah disepakati, disini Arima justru datang paling awal dimana orang – orang yang membuat janji malah belum datang.
Karena bosan menunggu Arima pun jalan jalan, hingga akhirnya melihat seorang wanita cantik yang sedang bermain Piano dengan anak anak, wanita itu bernama Miyazono Kaori.
Kesan pertama saat bertemu mungkin kurang bagus, karena pada saat Arima ingin mempotret wanita itu, tiba tiba angin kencang menghempas tepat diroknya si Miyazono Kaori ini, otomatis keliatan dong pantsu atau celana dalamnya.
Dengan cepat Miyazono Kaori menghampiri Arima Kosei dan memukul habis – habisan. Beberapa saat kemudian datanglah sahabat Arima yang bernama Ryouta Watari dan Tsubaki.
Ternyata, cewek atau wanita yang ingin berkenalan dengan Ryouta Watari adalah Miyazono Kaori, yep wanita yang telah memukul habis – habisan di Arima Kosei.
Bla bla bla bla bla… tepat hari itu juga Miyazono Kaori harus pergi ke tempat kontes musik, ternyata ia adalah seorang Violin atau seorang pemain Biola, ia juga mengajak Arima dan teman temanya untuk ikut melihat kontesnya.
Namun Arima menolak karena masih trauma dengan sebuah hal yang berbau dengan musik, namun secara tiba tiba tanganya Arima dipegang oleh Miyazono Kaori dan mengajak Arima untuk melihat permainan Miyazono Kaori…
Loh ada apa ini? Bukanya Miyazono Kaori suka dengan temanya Arima yang bernama Ryouta Watari? Kalem slur…
Dan.. pada akhirnya Arima ikut melihat kontes biola Miyazono Kaori, sesampai disana Arima menjadi bahan pembicaraan orang orang, ya karena sudah lama menghilang didunia permusikan kok malah tiba tiba muncul nonton kontes biola dalam skala kecil, gitu sih keknya.
Kontes pun dimulai, dan disini bisa dilihat bahwa permainan biola yang dibawakan oleh kontestan lain sangat membosankan (ya namanya kompetisi juga sih, harus sesuai dengan partitur atau sesuai dengan nada yang ditetapkan).
Tapi nih tapi, kontestan yang bernama Miyazono Kaori memainkan permainan biola, yang tidak sesuai dengan partitur yang ditetapkan, ia bermain dengan partitur atau nada yang ia buat sendiri supaya biar tidak terkesan monoton, tegang dan supaya didengar enak.
Meskipun hal ini akan membuat dirinya didiskualifikasi karena tidak mengikuti peraturan yang berlaku, dan benar saja, para juri langsung mencoret nama Miyazono Kaori dalam peserta kontestan, namun respond dari penonton berkata lain.
Pasalnya penonton justru malah memberikan apresiasi berupa tepukan tangan yang sangat meriah, bahkan ketika Miyazono Kaori keluar dari panggung, ia langsung disambut oleh dua anak kecil yang memberikan bunga kepadanya.
Hal ini membuktikan bahwa permainan Miyazono Kaori tuh berhasil, berhasilnya dalam membuat para penonton terhibur dengan permainya, namun ya tetap saja tidak akan lulus kompetisi.
Saya yakin kalau kalian udah bosen ngebahas tentang kompetisi musik (bagi yang gak suka musik sih), oke kita ganti ke sedikit kisah romansa biar gak bosen yah.
Setelah kontes selesai, disini Miyazono Kaori justru malah sering mengajak Arima Kosei untuk jalan bareng alias kencan daripada mengajak pacarnya sendiri yakni Ryouta Wattari (loh ada apa ini? NTR is real?).
Alasanya ya karena Ryouta Wattari selalu sibuk kencan dengan gadis lain dan juga sibuk dengan kegiatan sekolah, membuat Ryouta Wattari sangat sulit sekali bertemu dengan Miyazono Kaori atau pacarnya sendiri, tapi itu gak penting seh.
Nah pada saat kencan ini, Arima dibawa ke toko roti atau kue gitu lah, kebetulan disana ada dua anak yang sedang bermain Piano, dan singkat cerita Miyazono Kaori memaksa Arima untuk memainkan piano tersebut.
Ya tau sendiri lah sifatnya Kaori tuh kek gimana, jadinya ya dengan amat sangat terpaksa Arima pun memainkanya.. satu dua menit awal tidak masalah, tapi semakin dalam, semakin serius, semakin menikmati dalam bermain Piano, lama kelamaan Arima tidak bisa mendengarkan suara Piano.
suara Pianonya lagi? dan hal itu kejadian disini. Arima meminta maaf dan langsung pergi dari tempat itu (karena takut dan gak kuat mungkin yah).
Dengan cepat Miyazono Kaori mengejar Arima Kosei dan bertanya..
“Kau tidak ingin bermain piano lagi?”
Ternyata disini Miyazono Karoi mengetahui seluk beluk kehidupan Arima dimasa lalu, dimana ia adalah seorang Pianis hebat yang pernah memenangkan kompetisi piano bergensi diluar negeri.
Arima pun memberikan jawaban bahwa ia tidak bisa mendengarkan suara piano lagi.
Disini dengan langsung Miyazono Kaori langsung memberikan motivasi kepada Arima, nah kebetulan saya suka sekali nih dengan Quotesnya, gini nih..
“Jika tanganmu tidak bisa bergerak, bermainlah dengan kakimu.”
“Jika jarimu tidak cukup, gunakanlah hidungmu.”
“Meskipun kau sedih, meskipun kau gagal, atau jika kau direndahkan, kau harus tetap bermain!”
Ya intinya dari kata kata itu tuh mengajarkan kepada kita untuk tidak gampang menyerah, kalau bahasa jawanya sih “Gek ndang mario, gek ndang bangkito, cepatlah sembuh, dan cepatlah bangkit”.
Karena disirami dengan kata kata mutiara Miyazono Kaori, Arima pun langsung mendapatkan sedikit pencerahan, dan kencan pun berakhir sampai disini (maksudnya karena hari itu udah malem).
Oke kita lanjut ke dunia permusikan ya (karena romancenya ya cuman sedikit). Singkat cerita karena kompetisi tempo lalu membuat Miyazono Kaori harus tampil kembali ATAS permintaan penonton, bukan karena lulus dari kompetisi.
Karena permainan biolanya yang menyalahi aturan, membuat pengiring pianonya berhenti. Hal ini membuat Miyazono Kaori harus mencari pengiring piano yang baru, tanpa basi basi ia langsung menunjuk dan meminta mohon Arima untuk menjadi pengiringnya.
Nonton & Download Anime Shigatsu wa Kimi no Uso Sub IndoAwalnya Arima menolaknya dengan keras, namun dikarenakan terus diteror oleh Tsubaki dan Miazono Kaori juga sudah meminta dengan sangat tulus sambil menangis akhirnya Arima pun menerimanya, meskipun Arima juga bilang tidak akan bertanggung jawab kalau permaianya buruk (karena ya Arima sudah lama tidak bermain piano lagi).
Meski mendengar penyataan tersebut dari Arima, tidak membuat Kaori mengurungkan niatnya. Tanpa ada latihan mereka pun langsung berangkat menuju ke tempat kompetisi.
Sebelum kompetisi dimulai, Arima terlhiat sangatlah gugup, namun lagi lagi Miyazono Karoi memenangkan Arima dengan sedikit siraman rohani. Pada akhirnya mereka pun mulai bermain….
Pada awal permainan sih semua berjalan dengan baik, tapi lama kelamaan permainan Arima mulai berantakan (ya karena Arima sendiri juga sudah bilang bahwa ia tidak bisa mendengarkan suara piano).
Arima memutuskan untuk berhenti bermain piano ditengah perjalanan, karena takut justru malah semakin menghancurkan penampilan Miyazono Kaori.
Ketika Arima berhenti, tak lama kemudian Kaori juga berhenti dan berkata kepada Arima..
“Again.. (lagi)” atau gampangnya “mulai dari awal lagi”.
Arima bingung, kenapa ia mau main lagi? padahal kalau sudah berhenti ditengah permainan tuh sudah dinyatakan kalah atau gagal dalam kompetisi, tapi Miyazono Kaori tak memperdulikan hal itu.
Singkat cerita mereka berdua pun mulai bermain kembali, meskipun awalnya masih sama berantakan, tapi lama kelamaan permainan Arima mulai membaik, bahkan bisa dikatakan Arima lah yang menjadi bintang utama dalam kontes biola ini, padahal Arima sendiri hanyalah seorang pengiring biola, iso isone..
Berkat penampilan yang diberikan oleh kedua umat manusia tersebut membuat penonton lagi lagi terhibur, meskipun pada awal permainan kacau sih, ya tetapi intinya mereka berhasil, berhasil menghibur penonton maksudnya.
Disaat penonton memberikan tepuk tangan yang meriah, tiba tiba Miyazono Kaori pingsan dan tergeletak dipanggung (loh ada apaan nih?) dengan cepat ia pun dibawa ke rumah sakit.
Katanya sih Miyazono Kaori cuman kelelahan aja, dan datang kerumah sakit untuk melakukan checkup rutin KATANYA loh ya.
Beberapa hari kemudian Kaori pun keluar dari rumah sakit, bukanya menemui pacarnya sendiri, justru ia malah menemui Arima Kosei. Ya inti dari pertemuanya sih tak jauh jauh dari dunia permusikan.
Yakni Miyazono Kaori menuyuruh atau bisa juga dibilang MEMAKSA arima untuk ikut serta dalam kompetisi piano, meskipun dalam skala kecil, Kaori pun juga memilihkan Partitur yang akan dimainkan Arima untuk kompetisi besok, yakni Chopin Etude Op.25 No.5.
Tak hanya menyuruh dan tak bertanggung jawab, karena sebisa mungkin atau bahkan sangat sering Miyazono Kaori menemani Arima Kosei pada saat latihan piano, sungguh romantis sekali yah, apa apa ditemenin, dikala susah, senang sedih, bahagia, apaan sih bngst!
Hari kompetisi pun tiba, nah disini sebenarnya ada teman lama atau bisa dibilang saingan atau rivalnya si Arima ini, cuman karena gak terlalu penting dalam alur ceritanya saya skip aja lah yah.. buat informasi aja rivalnya si Arima ini bernama Aiza Takeshi dan Emi Igawa.
Sebelum permainan Arima Kosei dimulai, Miyazono Kaori meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi, bukan untuk buang air kecil maupun buang air besar, Kaori pergi ke kamar mandi ternyata untuk meminum obat yang harus dikonsumsi secara rutin.
Dan hal yang mengejutkanya adalah, banyak sekali obat yang harus dikonsumsi, sampai – sampai orang yang disampingnya bilang “Obatnya banyak sekali.” Wadidaw, ada apakah ini? Hmm.. nanti kita bahas.
Permainan piano Arima pun dimulai, sama seperti sebelumnya, dari awal permainan mungkin Arima mampu bermain layaknya dirinya dimasalalu, dimana mampu memainkan sebuah partitur dengan tepat, akurat, itinya mantap.
Namun lama kelamaan permainanya kacau karena teringat trauma dimasalalu, hingga pada akhirnya Arima pun memutuskan untuk berhenti memainkan pianonya ditengah permainan (ya karena tidak ingin memperburuk lagi sih kayaknya).
Tapi nih tapi, tiba tiba Arima memulai memainkan piano lagi, karena ketika ia ingin menyerah selalu ada bayang bayang Miyazono Kaori yang tidak membiarkan Arima untuk menyerah..
“Again.. (lagi).” Sama seperti pada saat kompetisi sebelumnya, dan Arima pun memainkanya kembali pianonya, meskipun ia juga sudah tau bakal didiskualifikasi karena telah berhenti ditengah permainan.
Disini gaya permainan pianonya pun ikut berubah, yang sebelumnya mungkin agak tengang, kali ini suara yang dihasilkan jauh lebih lebut dan hangat, layaknya perasaan Arima kepada Miyazono Kaori.
Ternyata pada saat memainkan Piano, yang ada dibayangan Arima hanyalah Kaori saja, mengingat momen – momen mereka bersama, susah, sedih, senang dan bahagia bersama.
Hal itulah yang membuat suara yang dihasilkan menjadi hangat, tambahan informasi aja nih, dalam anime ini jika pemain pianonya memiliki mood yang buruk maka suara yang dihasilkan pun juga akan mengikuti moodnya.
Begitu juga sebaliknya, kalau moodnya baik, apalagi ketika sedang jatuh cinta, maka suara yang dihasilkan juga akan hangat dan lembut, layaknya kasih sayang kepada seseorang, asekk.
Nonton & Download Anime Subtitle Indonesia Gratis dan LegalMendengar suara piano yang dimainkan oleh Arima membuat Miyazono Kaori sadar bahwa Arima pada saat itu menyatakan cinta melalui sebuah musik, atau melalui piano, bahkan Miyazono Kaori juga ikut menangis mendengar pernyataan cinta itu.. dan apakah Miyazono Kaori akan berpacaran sama Arima ini? Hmm saya rasa tidak semudah itu fergianti.
Disini hal yang membuat saya (katakanlah) tersentuh itu pas bagian Arima melihat bayangan ibunya, yang dimana dalam pikiran Arima tuh ibunya digambarkan dengan karakter kejam, gelap, tak berperasaan, dan tiba tiba tersenyum ketika melihat Arima kembali bermain piano dan mengikuti kompetisi itu tadi.
Itu tuh kek ada emosional value, atau apalah itu, epic lah, kalau masalah cinta cintaan mah bodo amat.
Tak lama setelah kompetisi Arima selesai, datanglah seorang Hiroko-san, sedikit gambaran, ia juga merupakan pemain piano terkenal dan sekaligus teman kalau gak sepupu dari ibunya si Arima Kosei.
Hiroko-san menemui Arima karena senang mengetahui bahwa ia sudah mulai bermain piano kembali. Disini meskipun Arima tidak menang atau masuk kedalam posisi 10 besar, akan tetapi ia tetap senang karena bisa bermain piano lagi, oke lanjut.
Dan.. lagi lagi, Miyazono Kaori mendapatkan undangan untuk bermain piano pada kompetisi musik Towa, tentu dong ia menunjuk Arima untuk menjadi pengiringnya lagi, kali ini tanpa basi basi Arima langsung menerima ajakan itu, cieee.
Kali ini Miyazono Kaori memilih lagu atau partitur atau apalah yang berjudul Kreisler, Kesedihan Cinta, lagu ini merupakan sebuah lagu (ya iyalah) intinya dulunya tuh sering sekali dimainkan oleh Ibunya Arima, sebenarnya Miyazono Kaori sengaja memilih lagu ini.
Disini kedekatan mereka mulai mengerat kembali, kisah romansa anak sekolah yang dimana penuh canda dan tawa, dan keromantisan, asek, bahkan disini Arima sudah bertemu dengan orang tuanya si Miyazono Kaori.
Terlihat bahwa kedua orang tua Miyazono Kaori sangat menerima dengan baik si Arima ini, apakah mereka dimasa depan akan menikah? Hmm kita lihat saja.
Hari kompetisi pun dimulai, namun tiba – tiba tiada angin tiada hujan Miyazono Kaori tidak bisa menghadiri kompetisi itu (lah trus kemana dia?) ya dimana lagi kalau bukan dirumah sakit.
Para panitia dan juri pun emosi dan mengancam akan menghilangkan penampilan Miyazono Kaori karena ia tak kunjung datang (saya rasa wajar sih) namun karena Arima tidak terima, Akhirnya ia memutuskan untuk bermain piano sendiri Tanpa seorang violin (padahal sebenarnya pemeran utama atau main karakternya tuh harusnya biolanya bukan piano).
Seperti biasa permainan Arima pada awal berjalan dengan mulus, namun lama kelamaan permainanya amburadul, hingga titik dimana ia ingat pada mendiang Ibunya, yang dimana ketika Arima ingin tidur selalu mendengar lagu ini, bahkan Arima juga sudah menganggap bahwa lagu ini merupakan lagu selamat tidur, atau kalau dikita tuh Nina Bobo, padahal nama lu bukan Nina haha.
Setelah mengingat hal itu permainan piano dan suara yang dihasilkan jauh lebih hangat dan penuh dengan perasaan, kalau orang orang disana sih katanya nadanya bercahaya atau “Kirameki”.
Ketika memainkan lagu ini juga membuat Arima sadar BAHWA, selama ini tuh ibunya tidaklah jahat, namun karena ketakutan dan bayangan yang dibuat Arima sendiri membuat Ibunya terlihat begitu kejam, dan tak berperasaan, intinya semacam berhalusinasi gituh, tapi semua itu sudah hilang kok, Arima sudah menganggap Ibunya baik layaknya ibu pada umumnya.
Setelah kompetisi itu selesai, Arima mencoba melihat pada bangku penonton. Disini ia sedang mencari bayangan ibunya (sama seperti pada saat kompetisi sebelumnya yang dimana ia bisa melihat bayangan ibunya tersenyum) namun sangat disayangkan pada kali ini Arima benar benar tidak bisa melihat bayangan ibunya.
Dimana lagu yang dimainkan oleh Arima atau yang berjudul Kreisler, Kesedihan Cinta merupakan sebuah salam perpisahan selamanya untuk Ibunya yang telah lama meninggal, hal ini juga mampu membuat Arima bisa mendengar Piano lagi, meskipun terkadang juga ada masalah sih.
Hari pun berganti, dan mendengar kabar dari Tsubaki atau teman masa kecilnya Arima bahwa Miyazono Kaori berada dirumah sakit, dengan sangat amat cepat Arima langsung pergi menuju ke rumah sakit.
Sesampai disana ia sangat kaget, tentu dong, hal ini mengingatkan kepada mendiang ibunya, mengingat ibunya juga memiliki penyakit 11/12 dengan Kaori, intinya penyakit mematikan lah.
Disini juga diperlihatkan bahwa Miyazono Kaori harus melakukan perawatan khusus yah, wadidaw ceritanya jadi lebih berat nih.
Bahkan ketika Arima menjenguk Miyazono Kaori pada malam hari, Kaori pun berkata.
“Aku sedang berada dalam kondisi yang buruk”
“Aku membuatmu mengingat hal yang tidak ingin kau ingat”
“Mungkin sebaiknya kita jangan bertemu, ya?” – mungkin maksudnya sebaiknya dulu kita tidak usah bertemu saja.
Dengan lontaran kata kata dari Miyazono Kaori tentunya membuat Arima semakin ingat dengan penyakit yang dialami oleh Ibunya dulu, yang dimana penyakit itu tuh semakin parah dan tidak bisa disembuhkan.
Arima takut Miyazono Kaori mengalami hal yang serupa dengan ibunya dulu. Tapi hari demi hari, Arima mulai berfikir positif yang dimana Ia atau Miyazono Kaori tidak sama dengan mendiang Ibunya dulu, Arima yakin bahwa Kaori bisa sembuh kembali seperti sedia kala.
Bahkan disini Arima ingin bermain bersama Miyazono Kaori lagi, bermain biola maksudnya. (oh iya disini Arima sebenarnya memiliki peserta didik atau murid ya, cuman saya skip aja, karna keknya kepanjangan deh ini nanti, dan juga gak terlalu berpengaruh bagi jalan cerita kok).
Disini Arima juga akan mengikuti sebuah kompetisi piano begengsi dijepan, intinya mereka sama sama berjuang ya, Arima berjuang untuk latihan buat kompetisi piano, sementara Miyazono Kaori berjuang untuk sembuh dari penyakit dan agar dapat bermain dengan Arima kembali, sebenarnya sosweet banget sih, berjuang bersama gitu, gak sendirian bangsat.
Arima pun juga tahu bahwa untuk sembuh dari penyakit dibutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan Arima terkadang menemati Miyazono Kaori pada masa rehabilitasi (intinya sih sosweet).
Nonton Kiseijuu: Sei no Kakuritsu (Parasyte) Bahasa IndonesiaTepat pada saat kompetisi piano dimulai, kondisi Miyazono Kaori berada pada titik yang sangat parah, tentu dong hal ini membuat kondisi mental Arima menjadi drop, dan tidak ingin ikut kompetisi piano (ya intinya sih depresi, eh frustasi, atau gimana ya, ya intinya mentalnya drop).
Ya mau gimana lagi dong, kalau ada orang yang kita cintai, bukan cinta deh, orang yang kita suka aja kena musibah tuh pasti hati juga bakal drop, apalagi orang yang kita sayangi? Hal ini juga membuat Arima mengingat mendiang ibunya yang meninggal akibat terkena penyakit yang mematikan sama seperti Miyazono Kaori.
Namun berkat bantuan Hiroko-san, Arima berhasil dibawa menuju ke tempat kompetisi berada, meskipun begitu Hiroko-san tidak tau apakah Arima akan bermain atau tidak, karena mentalnya saat ini sangatlah down.
Tapi karena sudah berjanji kepada Miyazono Kaori bahwa Arima akan bermain lagi bersamanya membuat dirinya terpaksa harus bermain meskipun hati sendang dalam keadaan ambyar.
Disaat yang sama ketika Arima bermain piano, Miyazono Kaori pada saat itu juga sedang melakukan operasi, karena kondisinya yang semakin hari tuh semakin parah.
Arima berjuang bermain piano untuk kompetisi.
Miyazono berjuang dalam melawan penyakitnya.
Intinya keduanya sama sama berjuang lah yah, seperti biasa ketika Arima bermain piano pasti menggunakan sebuah imeji atau imajinasi, yang dimana pada imajinasi tersebut membayangkan seseorang yang telah membantunya selama ini.
Seperti Tsubaki, Aiza, Igawa, Hiroko-san, Watari dan yang paling sering adalah Miyazono Kaori.
Saking sering ngebayangin si Doi, eh tiba tiba pada saat Arima memainkan piano seolah olah raga dari Miyazono Kaori juga ikut serta bermain biola, intinya sih seolah olah mereka berdua sedang beduel eh berduo (Arima bermain Piano dan Miyazono Kaori bermain Biola).
Awalnya sih Arima merasa ada sesuatu hal yang gak beres, karena kalau ngebayangin ya pasti momen – momen yang pernah dilakukan, tapi kok kali ini bisa ikut bermain Biola? padahal kejadian ini belum pernah terjadi.
Namun karena ingin menikmatinya, Arima pun membiarkan segala pikiran negatif yang ada, hingga pada saat akhir permainan piano atau musik, dimana suasana menjadi gelap atau menjelang malam, tiba – tiba Raga Miyazono Kaori perlahan lahan mulai menghilang dari bayang – bayangnya si Arima.
Meskipun hanyalah sebuah imajinasi, tapi melihat hal ini membuat Arima panik, bahkan ia sampai berkata.
“Tunggu, jangan pergi”
“Suruh aku membeli canele lagi” – Canele tuh semacam kek kue gitu bagi yang belum tahu.
“Panggil aku untuk mengisi waktumu lagi!”
“Tak masalah jika aku hanyalah Teman A” – kata kata ini sih yang bikin nyeksek wkwk.
“Jangan pergi”
Melihat dari kejadian ini sebenarnya Arima sadar bahwa Miyazono Kaori BENAR BENAR akan meninggalkan Arima, bahkan meninggalkan dunia. Masih ingat kan Miyazono Kaori saat ini sedang dalam ruang operasi?
Dan sangat amat disayangkan, operasi tersebut GAGAL, menyebabkan Miyazono Kaori meninggal dunia. Ya sebenarnya bukanya gagal sih, cuman dari awal kesempatan untuk sembuhnya tuh sangatlah kecil sekali.
Pada akhir permainan piano pun Arima menangis, lalu apakah Kaori benar – benar meninggal? Kan ini anime komedi? Well, Miyazono Kaori benar benar meninggal kok, bukan hanya sekedar prank dibulan april, meskipun prank juga gak lucu juga sih.
Hal ini diperkuat ketika kedua orang tuanya memberikan surat kepada Arima pada saat dimakam, surat ini tak lain dan tak bukan ya dari Miyazono Kaori, dalam surat tersebut Kaori menjelaskan semua kejadian yang dialaminya, isi suratnya tuh ngejelasin bahwa.
Ia melihat permainan pianonya Arima pada saat masih kecil, dari situ ia memiliki keinginan untuk belajar bermain Biola, supaya agar dapat (wuah gimana tuh) intinya sih biar bisa bermain duo dengan Arima, si Arima jadi pemain piano dan Kaori sebagai pemain biola.
Ia juga menjelaskan bahwa Kaori sangatlah senang ketika mengetahui bahwa Arima dan dirinya satu sekolahan, namun ya belum berani ndeketin. Waktu masih kecil Kaori menjalani sebuah operasi, dan tidak sengaja ia melihat kedua orang tuanya menangis.
Dari sini Kaori tahu bahwa umurnya sudah tidak panjang lagi, mulai saat itulah kebrutalan Kaori dimulai, dimana ia berani mengikuti sebuah kompetisi dan mengubah partiturnya, dan sangat agresif dalam sebuah hubungan romansa, seperti ketika ia meminta dikenalkan dengan temanya Arima yang bernama Ryouta Wattari.
Tapi nih tapi, dalam surat tersebut dijelaskan bahwa.
“Miyazono Kaori menyukai Watari Ryouta, itulah kebohongan yang aku lakukan”.
Jadi selama ini Miyazono Kaori tuh gak cinta sama Ryouta Watari, kebohongan itu dilakukan gak lain gak bukan ya supaya bisa deket sama Arima, karena Kaori tuh udah tau kalau Tsubaki juga suka sama Arima, intinya gak pengen ngerusak hubungan mereka (meskipun pada dasarnya Tsubaki dan Arima tuh cuman sebatas temen sih).
Disini ada sebuah line yang membuat saya berada dititik puncak sih, maksudnya bikin nangis, dimana pada saat Kaori bertanya kepada Arima, gini nih.
“Apakah aku bisa hidup didalam hatimu?”
“Apakah kau akan meningatku meski hanya sedikit?”
“Jangan tekan tombol reset ya!”
“Jangan lupakan aku ya?”
“Janji Ya?”
“Aku bersyukur karena orang itu adalah kau”
“Arima Kosei, Aku Mencintaimu”
Dibarengi dengan backsound Kirameki – Acoustic version seketika mendengar kata kata itu membuat saya meneteskan air mata, memang terdengar alay sih, cuman saya beneran nangis cuy, buat yang gak nangis ya gak usah dipaksain buat nangis, karena emosi seseorang tuh beda beda.
Dan cerita pun berakhir ketika Arima selesai membaca semua isi surat dari Kaori, intinya dalam surat tersebut menjelaskan kisah tentang Kaori, pernyataan cinta, dan pemintaan maaf karena telah bersikap kasar kepada Arima.
Nonton Anime Iya na Kao Sarenagara Bahasa Indonesia - ReviewMungkin bagi yang gak suka genre musik dan genre drama gak bakal suka sih sama anime ini, karena beberapa teman saya ada yang bilang bahwa anime ini ngebosenin.
Cuman bagi yang gak suka dengan genre musik yang berlebihan bisa kok nonton Live Actionya, pada film tersebut ceritanya sudah dipress dan inti ceritanya juga dapet.
Oke mungkin itu saja pembahasan mengenai Nonton Shigatsu wa Kimi no Uso Bahasa Indonesia versi Alur Cerita, sampai bertemu dikesempatan selanjutnya, stay kerad and keep kalem, akhir kata sampai jumpa.